Quantcast
Channel: Mahasiswa UNS – Universitas Sebelas Maret
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1144

Mahasiswa UNS Aplikasikan Ekstrak Biji Alpukat Sebagai Pengawet Alami Daging Ayam

$
0
0

UNS – Salah satu Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dari Program Studi (Prodi) Kimia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat inovasi aplikasi ekstrak biji alpukat (Persea Americana Mill) sebagai pengawet alami daging ayam potong. Di bawah bimbingan Prof. Venty Suryanti, S.Si, M.Phil., Ph.D. tim ini memiliki tiga anggota. Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Aulia Azizah, mahasiswa angkatan 2018 sebagai ketua serta dua anggota lainnya, Rahmat Untung Prasetya (2018) dan Dyah Ellyawati Kusumaningtyas Maharani (2017).

Kepada tim uns.ac.id, Tyas mengatakan, ide inovatif ini bermula dari fenomena cepat membusuknya daging ayam bila tidak adanya perlakuan pengawetan seperti pendinginan atau upaya pengawetan lain. Hal ini memungkinkan daging ayam yang merupakan komoditas banyak dikonsumsi memiliki masa simpan yang rendah. Sedangkan pada beberapa kasus, daging ini akan melewati masa distribusi sebelum sampai ke masyarakat.

Pada industri skala besar untuk kebutuhan pengiriman telah dilakukan dengan alat pendingin maupun penambahan bahan sintetis. Namun, dampak dari penggunaan bahan sintesis ini kurang baik untuk jangka panjang, khususnya bagi anak-anak maupun ibu hamil. Kemudian pendingin yang dinilai lebih praktis dan umum digunakan ternyata memiliki kekurangan.

“Pendinginan sendiri dinilai praktis dan umum digunakan namun kami mengkaji bahwa pendinginan untuk produksi skala besar dan delivery dinilai lebih boros energi, khusunya penggunaan daya listrik serta dinilai lebih kurang efisien karena es memberi tambahan berat yang lebih pada muatan,” jelas Tyas, Senin (30/11/2020).

Melihat kondisi tersebut tim ini melihat biji alpukat berpotensi untuk dimanfaatkan mengawetkan daging ayam. Menurut penjelasan Tyas dan tim, biji Alpukat diteliti memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan, anti kanker dan larvasida yang dinilai efektif dalam menanggulangi mikroorganisme penyebab pembusukan khususnya bakteri dan jamur.

Ekstrak biji alpukat basah memiliki aktivitas antioksidan IC50 nilai lebih dari 70%, sedangkan ekstrak biji alpukat kering memiliki aktivitas antioksidan IC50 93%. Ekstrak biji alpukat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Clostridium sporogenes, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus aureus dan memiliki aktivitas antijamur terhadap Aspergillus niger, Candida albicans dan Penicillium notatum.

Inovasi ini dapat diimplementasikan dengan cara merendam ayam potong dengan ekstrak biji alpukat. Selain itu bisa langsung dioleskan pada ayam potong yang akan didistribusikan. Tyas juga menjelaskan kelebihan pengaplikasian inovasi ini ialah sebagai pengawet alami yang bersifat anti bakteri dan alternatif dalam proses pengiriman atau distribusi yang biasanya menggunakan metode pendinginan.

Untuk mengoptimalkan implementasi ini di lapangan, salah satu yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak kerja sama industri besar penjual alpukat atau kelompok pedagang makanan olahan alpukat.

“Harapan kami inovasi ini dapat diaplikasikan dalam masyarakat setelah melalui tahap riset dan pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari limbah biji alpukat. Serta apa yang kami paparkan ini dapat menjadi dasar di riset-riset selanjutnya dan dapat diwujudkan nantinya,” imbuh Tyas.

Pada tanggal 26-27 November kemarin, tim ini melakukan presentasi dalam gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020 secara daring yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI). HUMAS UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

The post Mahasiswa UNS Aplikasikan Ekstrak Biji Alpukat Sebagai Pengawet Alami Daging Ayam appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1144

Trending Articles