
UNS — Manfaatkan potensi yang ada di Desa Banyuurip, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bangkitkan perekonomian warga. Mayoritas masyarakat Desa Banyuurip bekerja dalam sektor pertanian dan sebagian juga bekerja sebagai peternak lele. Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa UNS yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Banyuurip untuk mengolah ikan lele tersebut menjadi keripik yang memiliki nilai jual tinggi.
Mayoritas masyarakat beternak lele menggunakan kolam terpal dan kolam tanah di samping rumah. Dalam kegiatan ini juga dilakukan pelatihan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan keripik. Pembuatan keripik ini difokuskan untuk ibu-ibu pengurus Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai perwakilan masyarakat setempat.
“Kegiatan ini bekerja sama dengan ibu-ibu PKK desa. Tujuannya untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi bagi ibu-ibu untuk memulai usaha atau bisnis kuliner yang berbahan dasar ikan lele. Biasanya olahan ikan lele hanya diolah menjadi pecel lele, lele goreng atau lele bakar, tetapi kami mencoba untuk mengolahnya menjadi makanan camilan yaitu keripik ikan lele,” kata Aisyah Umi selaku ketua KKN pada Jumat (12/3/2021).
Umi menjelaskan bahwa dalam pembuatan keripik ikan lele ini bahan yang dibutuhkan sangat mudah dan praktis. Bahan yang diperlukan antara lain ikan lele segar, tepung tapioka, garam, penyedap rasa, bawang putih bubuk, lada bubuk dan jeruk nipis.
“Pertama, ikan lele segar dipotong kepalanya untuk dipisahkan dari dagingnya. Dalam pembuatan keripik lele hanya menggunakan dagingnya saja. Selanjutnya, dagingnya dipotong tipis-tipis dan direndam dengan perasan jeruk nipis guna menghilangkan bau amis. Setelah itu, potongan daging lele dibalurkan dengan tepung tapioka yang sudah dibumbui dengan garam, penyedap rasa, lada bubuk, dan bawang putih bubuk,” jelasnya.
Lele yang sudah dibalur dengan tepung tapioka tersebut lalu digoreng menggunakan api sedang hingga berwarna keemasan. Setelah itu, tiriskan dan keripik lele siap untuk disajikan. Agar hasil lebih maksimal dan menambah rasa krispy pada keripik lele dapat digoreng dua kali setelah didiamkan selama 12 jam di wadah tertutup.
Melalui pembuatan keripik lele ini, Umi berharap dapat meningkatkan perekonomian serta menambah inovasi olahan lele di Desa Banyuurip.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan pengolahan keripik lele ini dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi bagi masyarakat Desa Banyuurip, khususnya ibu-ibu rumah tangga. Selain itu juga menjadi peluang usaha yang tentunya dapat menambah pemasukan Desa Banyuurip maupun pemasukan masing-masing masyarakat,” harapnya. Humas UNS
Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti
The post Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Mahasiswa UNS Olah Lele menjadi Keripik di Desa Banyuurip, Sragen appeared first on Universitas Sebelas Maret.